MENCAPAI TARGET
PENJUALAN
Untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah pengelolaan pendidikan
Disusun
oleh :
Ai
Siti Ropiah (13221056)
ENGLISH DEPARTMENT
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
2014-2014
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Segala
puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala berkah,
rahmat
dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul
“mencapai target penjualan”.
Akhirnya
dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih
kepada
pihak-pihak yang telah membantu, mengarahkan dan memberi dorongan hingga
tersusunnya
Makalah
ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Sekolah
Menengah Kejuruan memiliki peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam
pembangunan sistem perekonomian yang ditopang oleh pelaku-pelaku bisnis yang
kreatif inovatif dan mempunyai daya tahan terhadap perubahan. Oleh sebab itu
SMK perlu melakukan upaya yang mampu menumbuhkan budaya menciptakan peluang dan
memanfaatkan situasi yang ada secara kreatif agar mampu mencapai target yang
telah ditentukan. Cara ini dapat ditempuh dengan mendorong para siswa untuk
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang ada, guna mengembangkan usaha,
agar dapat bekerja secara mandiri dalam bentuk usaha kecil.
Berbicara
mengenai dunia usaha tentu saja tidak lepas dari target penjualan. Target penjualan ditetapkan oleh perusahaan dan biasanya ditentukan di awal tahun.
Penentuan target penjualan biasanya
dipengaruhi beberapa faktor baik dari eksternal seperti trend yang sedang
demam, pertumbuhan ekonomi Negara dan dunia, kebutuhan pasar dll. Sedangkan
faktor internal seperti pencapaian target tahun lalu, jumlah tim sales yang
tersedia, kesiapan produk yang akan dipasarkan, dll. Jika target penjualan sudah ditetapkan maka action selanjutnya adalah bagaimana cara
untuk mencapai target penjualan tersebut.
Siasat jitu seperti apa yang dibutuhkan untuk mencapai target penjualan tersebut.
Seperti yang kita ketahui bahwa
pada era sekarang, kebanyakan siswa-siswa di SMK cenderung susah untuk mencapai
suatu target penjualan yang sudah di tentukan oleh pihak sekolah. Maka dengan
adanya masalah tersebut pihak sekolah dituntut untuk dapat memotivasi peserta
didik agar mampu mencapai target. Serta memberikan pelatihan pencapaian target
penjualan.
1.
Apa pengertian target penjualan?
2.
Apa saja unsur-unsur
dalam rencana penjualan?
3.
Apa konsep-konsep
penjualan?
4.
Apa
saja faktor utama sebelum menentukan target penjualan?
5.
Bagaimana membuatan target penjualan yang tepat bagi
siswa?
A.2 Pengertian Penjualan
Menurut Winardi (2000:776), menyatakan bahwa penjualan adalah hasil yang
dicapai sebagai imbalan jasa-jasa yang diselenggarakan yang dilakukannya
perniagaan transaksi dunia usaha. Selanjutnya Winardi memberikan pengertian
bahwa penjualan adalah :
1. Hasil penjualan barang dagangan atau jasa yang diperhitungkan kepada
langganan barang dan jasa yang diterima.
2. Keuntungan hasil penjualan atas pemindahan aktiva yang diperdagangkan (kecuali saham
sendiri), bungs dividen dari investasi dan segala kenaikan-kenaikan atau
kekayaan pemilik.
Kemudian
oleh Hartanto (2000:89), menyatakan bahwa penjualan adalah eksperimen monster
dari keseluruhan produk atau jasa yang di transfer oleh suatu perusahaan kepada
pelanggan selama satu periode. Selain itu Anorga (2000:523), mengatakan bahwa
"volume penjualan adalah jumlah penjualan yang berhasil dicapai atau yang
ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu". Sejalan dengan
pendapat yang telah ads, oleh Sutamto (2001:5), menyatakan bahwa penjualan
adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang kebutuhan yang
telah dihasilkan kepada mereka yang membutuhkan yang telah ditentukan atas
persetujuan bersama. Dari definisi tersebut maka jelas bahwa penjualan
merupakan suatu proses untuk memindahkan barang hak milik atau jasa kepada
orang lain di mana penjual akan memperoleh imbalan berupa uang sesuai dengan
harga yang disepakati bersama. Lebih lanjut Hart Subekti (2002:185),
mengemukakan bahwa "volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan
secara kuantitatif, dari segi fisik atau volume".
Sedangkan
menurut Drucker (2002:42), salah seorang teoritis manajemen terkemuka
mengemukakan bahwa orang beranggapan penjualan selalu dibutuhkan. Tetapi tujuan
akhir pemasaran adalah untuk membuat penjualan menjadi sesuatu yang sebenarnya
tidak dibutuhkan. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pembeli
sebaikbaiknya, bahwa produk atau jasa itu cocok dengan mereka dan terjual
dengan sendirinya. Secara ideal, pemasaran harus berhasil di dalam diri
pelanggan itu yang siap untuk membeli. Karena itu yang dibutuhkan adalah
mengusahakan agar produk atau jasa tersedia.Pendapat lain dari Kotler
(2005:28), mengenai penjualan adalah merupakan tujuan dari semua perusahaan
dalam usaha pemasarannya dalam menawarkan produknya. Konsep penjualan adalah
merupakan pendekatan umum lainnya yang dipakai oleh banyak perusahaan terhadap
pasar. Konsep penjualan berpendapat bahwa para konsumen, jika dibiarkan
sendiri, biasanya tidak akan membeli produk-produk dari perusahaan tersebut.
Oleh karena itu perusahaan harus melakukan kegiatan penjualan yang agresif dan
usaha promosi yang gencar.
Penjualan berasumsi bahwa pada konsumen biasanya
menunjukkan hasrat beli yang lemah atau menunjukkan penolakan, dan perlu
dibujuk atau diperlakukan dengan ramah dan sabar agar mereka lebih bergairah
untuk membeli. Perusahaan harus mengadakan serangkaian kegiatan penjualan yang
efektif dan memberikan peralatan promosi untuk merangsang pembelian agar lebih
meningkat. Konsep penjualan dilaksanakan dengan cara yang amat agresif untuk
barang-barang yang tidak diharapkan (unsought goods).
Penjualan
yang gigih juga dilakukan untuk barang-barang yang dicari (sought goods). Konsep
penjualan juga dipraktekkan dalam usaha nirlaba, usaha yang tidak bertujuan
untuk memperoleh profit. Kebanyakan mempraktekkan konsep penjualan jika mereka
mempunyai kapasitas yang berlebihan, target langsung mereka adalah menjual apa
yang dapat dijual. Perekonomian industri modern kapasitas produksi dibangun
sedemikian rupa di mana sebagian besar pasar adalah pasar pembeli, yakni
pembelilah yang dominant dan para penjual harus bekerja keras untuk menjangkau
para pembeli.
B.2 Unsur-Unsur dalam Rencana Penjualan
Menyusun
sebuah rencana pemasaran merupakan sebuah peluang yang besar bagi seorang
pembisnis untuk melangkah lebih maju di luar bidang bisnis yang akan di tekuni
dan cermati perkembangan yang sedang terjadi dalam industri di mana kita bergerak.
Dengan memahami pasar dan para pesaing dalam industri kita, kita bisa
mempersiapkan dan merencanakan langkah selanjutnya dengan lebih baik demi masa depan
perusahaan. Berikut sejumlah unsur penting uang harus dicantumkan dalam rencana
pemasaran:
1. Tujuan/ misi: Bagian ini memperkenalkan perusahaan pada pembaca dengan memaparkan tujuan dari penyusunan rencana pemasaran. Apakah Anda sedang mempersiapkan sebuah jajaran produk baru? Menetapkan tujuan baru untuk tahun depan? Membuat rencana sebagai alat mempercepat kemajuan perusahaan Anda?
1. Tujuan/ misi: Bagian ini memperkenalkan perusahaan pada pembaca dengan memaparkan tujuan dari penyusunan rencana pemasaran. Apakah Anda sedang mempersiapkan sebuah jajaran produk baru? Menetapkan tujuan baru untuk tahun depan? Membuat rencana sebagai alat mempercepat kemajuan perusahaan Anda?
2. Pasar
yang menjadi sasaran: Siapakah klien Anda? Jelaskan secara rinci ceruk pasar
tertentu yang Anda garap. Juga jelaskan mengapa Anda memberikan produk atau
jasa yang lebih baik dari produk/ jasa yang ditawarkan pesaing.
3. Riset
pasar/ analisis pasar: Penelitian ini mencakup sebuah studi mendalam tentang
industri dan tren yang sedang berkembang serta proyeksi masa datang. Analisis
kelebihan dan kelemahan para pesaing teratas dalam industri Anda. Lakukan hal
yang serupa untuk perusahaan Anda.
4. Produk /
jasa : Buat sebuah daftar yang memuat produk dan jasa secara lengkap dan
menyeluruh. Berikan keterangan dan spesifikasi yang diperlukan.
5. Strategi
pemasaran : Jelaskan bagaimana Anda menggunakan promosi, periklanan, penjualan,
positioning, dan pematokan harga untuk dapat menggarap pasar yang disasar
dengan lebih efisien.
6. Anggaran
pemasaran : Definisikan seberapa banyak uang yang Anda akan investasikan dalam
pemasaran dan promosi produk Anda di setiap jangka waktu triwulan atau tahun.
Urai anggaran ke dalam beberapa kategori yang lebih spesifik misalnya
periklanan, promosi, dan teknologi.
C.2 konsep-konsep
Penjualan.
Ketika
berbicara tentang penjualan, kita sering tidak memahami konsep dasar dalam
menjual. Ada 3 Konsep yang umum diterapkan diantaranya Sell for Yourself
(menjual untuk kepentingan diri sendiri), sell for Others
(menjual untuk kepentingan orang lain), dan Sell for God (menjual
karena Tuhan).
Penjualan
sering kali terjadi lebih banyak karena ada faktor emosi yang mengilhami. Jika
ingin sukses menjual, maka Anda harus menerapkan 6 konsep penjualan berikut :
1. Membantu
Ketika
menjual sebuah produk kepada calon pelanggan, Anda menjadikan produk yang
dibuat sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh calon pelanggan.
Produk Anda adalah jawaban yang ditunggu-tunggu. Ketika terjadi transaksi,
kedua pihak haruslah sama-sama diuntungkan
2. Memberi
Menjual berarti memberi, apa yang
Anda beri, Anda bisa memberi pengalaman kepada calon pelanggan mengenai hal-hal
baru yang belum pernah mereka rasakan. Misal ketika Anda menjual paket wisata,
maka Anda memberi calon pelanggan Anda sebuah pengalaman wisata yang mungkin
belum pernah mereka rasakan. Atau ketika Anda menjual sesuatu yang eksklusif,
maka Anda memberi calon pelanggan Anda pengalaman yang penuh kualitas melalui
produk yang Anda jual.
3. Bekerja
Penjualan adalah hasil dari karya
yang dibentuk oleh kerja keras, pembelajaran dan pengalaman. Sehingga penjualan
yang sejati adalah ekspresi karya nyata seorang pebisnis yang diapresiasi dengan
baik oleh calon pelanggan.
Produk handphone Iphone
sebagai contohnya, lahir dari kerja keras dan kesungguhan Steve Jobs selaku
pembuatnya. Steve Jobs melibatkan banyak ahli yang bekerja siang dan malam
untuk menghasilkan Iphone dengan kualitas terbaik.
4. Mencintai
Anda tidak akan ragu dalam menjual
suatu produk atau layanan ketika itu hadir dari rasa cinta yang dalam atas
produk dan layanan yang Anda jual. Cinta lahir dari keyakinan atas
harapan-harapan besar Anda terhadap apa yang Anda jual.
5. Bersyukur
Rasa syukur yang Anda tunjukan
kepada Tuhan bisa memotivasi Anda untuk bisa menjual lebih baik lagi, berusaha
memperbaiki kemampuan dan strategi-strategi Anda demi memenuhi rasa terima
kasih Anda kepada karunia Tuhan.
6. Mempercayai dan Dipercayai
Kejujuran adalah dasar dalam memulai
penjualan yang baik. Jika Anda jujur, calon pelanggan akan mudah percaya kepada
Anda. Kepercayaan yang kuat akan memudahkan Anda melakukan penjualan berikutnya
(repeat buying). Ketika calon pelanggan percaya kepada Anda, mereka akan
mendengarkan semua saran dan nasihat yang Anda sampaikan.
Mungkin beberapa hal-hal di atas
terdengar klise dan agak mengawang-awang. Tapi percayalah, jika Anda bisa
menerapkan konsep-konsep di atas, maka Anda bisa mencapai teknik tertinggi
dalam menjual. Yaitu menjual dengan hati (sell for God).
D.2 Faktor Utama Sebelum Menentukan Target Penjualan
Faktor-faktor utama yang menjadi peranan penting untuk diketahui
sebelum menentukan target penjualan adalah sebagai berikut :
1. Target yg baik adalah target yg bisa di capai dengan “melompat”. Dalam
hal ini penting artinya mengetahui takaran angka target tersebut haruslah pas,
realistis, terukur dan bisa di capai, karena menetapkan target yg terlalu
rendah akan berimplikasi kepada kemampuan sales yang akan menurun dan
menetapkan target yang terlalu tinggi tidak realistis akan memunculkan
demotivasi dan hilangnya fighting spirit dari team sales. Dan perlu saya garis
bawahi pula bahwa menetukan takaran pas ini yang kadang gampang-gampang susah
jika kita tidak memahami faktor faktor lainnya.
2. Target yg baik harus sejalan dengan prediksi pertumbuhan pasar dan
rencana pengembangan bisnis kedepan. Sebagai seorang penentu target penjualan,
sangat penting kiranya bagi kita untuk dapat menganalisa data-data yang terjadi
dalam bisnis kita sehari hari, seperti ‘Berapa prediksi pertumbuhan pasar
ditahun depan ? ‘Kemungkinan trend apa yang akan terjadi dan berpengaruh
terhadap bisnis kita di tahun depan ?. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya
menjadi acuan dasar kita dalam menentukan target penjualan di masa yang akan
datang.
3. Target yang baik harus berdasar pada unsur pertimbangan yang
realistis. Penting bagi kita untuk mencapai target yang di tentukan, tetapi
tidak kalah penting pula bahwasanya kita harus realistis dalam melihat keadaan
yang ada. Hal ini banyak sekali terjadi pada bidang sales dengan spesialisasi
retail. Dalam artian, ketika sebuah target terasa bisa di capai dengan
mengorbankan potensi resiko yang ada, maka sangat penting pula suatu perusahaan
untuk selalu melakukan revisi yang diperlukan baik dari sisi angka target
tersebut maupun kebijakan-kebijakan pendukung lainnya demi mempertahankan
stabilitas bisnis yang ada.
E.2 Bagaimana membuatan Target Penjualan yang Tepat Bagi
Siswa
1. Do’a
Berdoa merupakan salah satu cara
menanamkan keyakinan mengenai apa yang kita inginkan sesuai hati kita. Jika target
yang ingin kita capai sudah tertanam dalam hati dan pikiran maka secara
otomatis yang akan terpikirkan oleh kita setiap waktu adalah target tersebut.
Tidak ada yang tidak bisa dikuatkan dengan Do’a, ‘Apapun yang kita pikirkan,
apapun yang kita rasakan dan apapun yang kita kerjakan, utuhkanlah dengan Do’a
lalu perhatikan apa yang terjadi.
2. Buat rencana penjualan yang jelas.
Kemana produk tersebut akan
dipasarkan, siapa saja yang menjadi target penjualan dan pola penjualan seperti
apa yang akan digunakan.
Cek database andaAnda harus tahu
bahwa salah satu kebiasaan dari smart konsumen adalah “tidak membeli dalam
jumlah besar” di awal pembelian. Mereka cenderung melakukan pembelian
coba-coba. Justru dengan menolak konsumen yang kecil tadi, ia telah kehilangan
“database” konsumen. Jangan pernah remehkan setiap hasil penjualan anda,
walaupun kecil. Nah, database pelanggan inilah yang anda butuhkan. Memang pada
awalnya, dalam membangun sebuah usaha kecil keuntungan yang diperolehpun akan
sedikit. Tapi setelah itu, anda bisa menggunakan strategi dengan dua cara dalam
meningkatkan keuntungan usaha anda.
3. Berkreasi
Kreasikan cara anda menyampaikan
produk menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga klien tertarik menggunakan
jasa atau produk anda. Kepuasan klien akan membuat anda mampu mencapai target
penjualan lebih cepat.
4. Fleksibel
Fleksibelkan diri anda ketika
bertemu dengan klien baru, ketika anda dengan cepat mampu beradaptasi, maka
anda pun akan mudah mencari tahu apa kebutuhan klien anda, dan sudah pasti anda
bisa menawarkan produk anda sebagai salah satu solusi dari kebutuhan klien
anda.
5. Fokus
Fokus pada target penjualan anda,
maka anda akan konsisten menjalani rencana anda untuk mencapaitarget penjualan
tersebut. Disiplin dan teratur membuat laporan pencapaian setiap minggu dan
menuliskan hal-hal penting selama proses penjualan berlangsung akan sangat
membantu pada proses penjualan berikutnya jika anda menemui hal yang sama.
6. Iklas
Iklas dan pasrahkan hasil usaha
anda kepada sang Pencipta, dan terus berdoa semoga apa yang sudah adan kerjakan
akan membuahkan hasil yang maksimal.
Sebenarnya
banyak cara dalam mencapai target penjualan, namun kembali kepada kemauan (willingness),
kemampuan (ability), dan keberanian ( dare to action ) tim
penjualan. Sering kali kita dapati siswa merasa malas,letih, tidak
bersemangat, jenuh dan bosan. Umumnya hal ini terjadi karena tekanan target
penjualan yang belum terjangkau. Padahal manajemen telah menerapkan sistem reward
& punishment untuk mengganjar siapa saja yang achieve dan
bagi siapa saja yang loss. Adapun kunci pencapaian target penjualan yang
bisa di terapkan diantaranya :
1. Kecepatan dan Kepekaan
perubahan ( Speed & sense of changing )
Saat ini hampir
tidak ada batasan dalam persaingan usaha. Pesatnya perkembangan dan perubahan
yang terjadi dalam hitungan menit serta tingginya gempuran produk sejenis mau
tak mau menjadikan market share berkurang. Akan celakalah suatu bisnis jika
gagal meng-akses perubahan dan tidak peka terhadap perubahan ( sense of
changing).
Kondisi demikian
memaksa kita untuk lari kencang ( speed in action ), untuk itu sebagai
seorang manager ataupun pelaku usaha tugas pertama kita dalam mendongkrak
penjualan adalah membiasakan diri untuk bergerak cepat dan mau tak mau harus
mampu mendorong fighting spirit tim penjualan kita. Dalam hal ini
mungkin berlaku sebuah pepatah yang agak liar yaitu ” Siapa cepat, Dia
dapat ”. Sudah dapat dipastikan bahwa siapa yang lebih cepat,
tentunya ia lebih siap dan lebih berani dalam menghadapi
kondisi apapun.
2. Komitmen dan fokus pada
Program dan perencanaan kerja ( action plan ).
Sungguh berbahaya
jika seorang manager penjualan memberikan instruksi kerja kepada tim
penjualan dengan tanpa adanya arahan dan bentuk tujuan usaha yang jelas (
goal setting ). Dalam melangkah, kita harus mengetahui apa dan bagaimana
rencana serta tujuan kita,mau seberapa besar omset atau poin yang mau kita
kejar.
Untuk itu manajer
penjualan wajib memiliki program dan rencana kerja yang baku dimana program
tersebut tersebut in-line dengan goal setting corporate yang dapat dipahami dan
diterjemahkan secara taktis oleh tim penjualan yang ada di bawahnya.
Oleh karenanya
program dan rencana kerja harus disusun dengan mempertimbangkan aspek yang
benar-benar terukur. Semua pihak mulai dari manajer hingga tim penjualan harus
fokus untuk mengawal program dan rencana kerja. Ketika kita fokus dan terus
belajar serta konsisiten dalam menjalani profesi apapun maka Hasilnya pun
akan maksimal. Itulah yang sering di sebut sebagai profesional. Untuk itu perlu
perlu dicermati sebuah semboyan “ Kerjakan apa yang kau rencanakan, catat
apa yang kau kerjakan “
3. Spirit Fighting &
Sustainable Searching
Penjualan sangat
dekat dengan persaingan. Dan persaingan tidak lepas dari kata kompetisi. Dan
kompetisi tidak lepas dari keterbatasan dan berbagai request dan requirement.
Artinya persaingan dan kompetisi akan menjadi sebuah pemicu atau sebuah
dorongan kita sebagai seorang sales person untuk bergerak dan melangkah.
Dalam hal ini
penting bagi para anggota tim penjualan untuk memiliki mimpi bahkan ambisi yang
ingin diraih dalm kurun waktu tertentu. Untuk itu penting manajer untuk
benar-benar paham dan mengetahui hasrat dan impian setiap angotanya. Dengan
demikian seorang manajer akan sangat mudah untuk memotivasi angota timnya.
Penting pula dalam
hal ini agar manajer secara terus menerus men-drill kinerja timnya (
sustainable searching ), sebab kebanyakan seorang anggota tim ketika
sudah closing atau deal maka mereka cepat puas. Padahal Resiko dari seorang tim
penjualan adalah tidak akan pernah lepas dari yang namanya target. Maka ketika
closing langkah selanjutnya lupakan, cari yang baru.
Karena itu selalu
kita tanamkan bahwa ada sebuah kenyataan dan menggairahkan yaitu ketika kita
berhasil menciptakan dan menemukan pasar / konsumen yang baru. Dengan demikian
langkah kerja kita akan terus berjalan secara berkesinambungan tidak
berhentikan sesaat ( stop over ).
4. Team work
Apabila di rasa
kita sudah tidak bisa lagi bekerja sendiri maka tidak ada salahnya kita
bergabung / melibatkan dengan pihak pihak lain yang di rasa bisa membantu kita
menemukan calon konsumen kita tersebut.
Kadang tim
penjualan terbawa secara emosional untuk mencapai target. Oleh sang manajer
target yang ingin dicapai di-share kepada anggota timnya.
Masing-masing anggota tim terlena dan terbuai dengan irama permainan yang
dijalankan. Fokusnya hanya satu, bagaimana target saya tercapai untuk bulan
ini. Dengan begitu maka berlomba-lombalah sales person untuk mencapai
targetnya. Alhasil begitu tutup periode, akan terlihat kontras mana anggota tim
yang achieve dan mana anggota yang loss.
Kalau di tinjau
berdasarkan orientasi target, memang cukup menarik hal tersebut dapat dijadikan
acuan bagi manajer untuk memberikan apresiasi kepada tim sukses. Dan bagi tim
yang gagal secara seleksi alam akan tersingkir dengan sendirinya.
Sebenarnya bukan
kondisi tersebut yang paling utama. Jika seorang manajer memiliki intuisi yang
kuat harusnya sang manajer tersebut tidak akan membiarkan terjadinya kondisi win
– loss, tetapi berpikir bagaimana tercipta kondisi win-win pada
tim yang dipimpinnya. Untuk itu wajib bagi para manajer untuk medeteksi
kemajuan dan kendala yang dihadapi oleh timnya.
Menurut saya perlu
dibuatkan simulasi oleh manajer, dimana bagi anggota tim yang telah achieve
terlebih dahulu segera bergabung dengan anggota yang belum mencapai target.
Atau dapat pula dengan menerapkan pola sharing pencapaian target.
Dimana pada saat memasuki ¾ periode penjualan, sang manajer mengukur
ketercapaian target oleh masing-masing anggota timnya. Tentunya akan terlihat
anggota-anggota yang belum mencapai target dan anggota yang mencapai
dengan tepat bahkan anggota yang pencapaian di atas rata-rata.
Keseluruhan
pencapaian dijumlahkan dan dibandingkan dengan besaran target yang hendak
dicapai. Dengan begitu akan terhitung prosentase pencapai secara total,
kemudian sisa target yang beum tercapai diperhitungkan dan di-share
kembali ke seluruh anggota tim secara merata. Dengan demikian sisa pemenuhan
pencapain target akan terasa lebih ringan.
5. Inovatif dan kreatif
Seorang sales
person harus memiliki banyak cara dan selalu mencoba ide-ide baru tentang
cara bagaimana menembus pasar yang di tujunya. Kreatifitas sangat dibutuhkan
sebagai diferensiasi bagaimana posisi kita dengan kompetitor kita. Dorongan
kompetisi itulah yang menyebabkan kita untuk selalu inovasi dan kreatif
terhadap perbaikan perbaikan cara kita berjualan.
Dalam hal ini
perlu menjadi catatan bagi para manajer bahwa untuk mendongkrak penjualan
dibutuhkan kreatifitas dan inovasi, dan untuk mendukung inovasi dan kreatifitas
kadang kala membutuhkan dukungan biaya secara ekstra. Disinilah kemahiran
hitungan bisnis sang manajer akan diuji. Saran saya, untuk kondisi tertentu
dimana terjadi pengalihan pos biaya untuk mewujudkan kreatifitas dan inovasi
hal ini jangan diangap sebagai beban tetapi sebagai. Secara konservatif ,
akuntansi memang mencatat hal tersebut sebagai beban usaha. Namun impact dari
kegiatan tersebut boleh jadi akan dirasakan pada masa yang akan datang.
6. Fleksibelitas dan
Kemampuan Adaptasi ( Adaptation & Flexibility )
Di tengah
kompetisi dan persaingan, kita di tuntut untuk flexibel dan mudah adaptasi.
Umumnya dalam menawarkan produknya,manajemen berpedoman kepada bauran pemasaran
( marketing mix ) yang dimiliki oleh produknya, dimana komponennya
terdiri dari harga, wujud dan jenis produk itu sendiri, cara dan gaya promosi
produk dan saluran distribusi. Namun tanpa kita sadari saat ini telah terjadi
pergeseran, dimana konsumen memiliki kekuatan penawaran ( Bergaining power
) tersendiri.
Jika kita masih
berpatokan pada hal tersebut maka hampir dipastikan kita akan kehilangan moment
dan tidak akan dilirik bahkan ditinggal konsumen. Kita harus pintar dalam
melihat peta kemampuan diri kita sendiri, orang lain atau kompetitor namun kita
harus jeli dalam melihat needs & wants konsumen. Kadang kila kita
terlalu cepat merasa terdesak sehingga kita ambil jalan pintas yaitu meniru
cara kompetitor kita yang sudah terbukti hasilnya.
Disini saya
sarankan selain cepat beradaptasi dengan lingkungan pasar, manajemen dan para
marketer membuatkan rumusan fleksibelitas yang dibuat dengan cara contra-flow
atas marketing mix dimana semua aspek disajikan berdasarkan sudut
pandang konsumen dan tidak lagi mengikuti maunya bos. Namun perlu diingat hal
tersebut jangan sampai terlalu menguntungkan konsumen dan merugikan perusahaan.
Adapaun fleksibelitas yan patut untuk dirumuskan adalah :
a. Flexibelity in Product concept
b. Flexibelity in pricing
c. Flexibelity in communication
d. Flexibelity to delivery &
distribution
7. Disiplin dan Terus Belajar
Penjualan (
selling ) sedikit bebeda dengan aspek kegiatan lainnya. Menurut saya
penjuaan adaah aspek kegiatan yang tidak memiliki basic ilmu teoritis (
science ). Hampir Semua ilmu pelajari dengan metode classroom dan
dalam satu paket kurikulum, namun berbeda dengan penjualan semua ilmu yang ada
dalam penjualan adaah berdasarkan seni ( art ) dan pengalaman (
exprience ) yang menggabungkan aspek psikologis, sosiologis, dan hitungan
bisnis. Permasalahannya seorang tenaga penjual sebenarnya sudah mengerti kemana
tujuan yang ingin di capai . Namun kebanyakan dari individu sales person tidak
displin menjalaninya, serta sering kali tidak mau belajar dari pengalaman.
Inilah kemampuan yang harus dimiliki seorang tenaga penjual dalam Dunia
Penjualan yang berubah dengan cepat dan kompetitif yaitu disiplin dan terus
belajar
Dari pemaparan di
atas, dapat di simpulkan bahwa target penjualan adalah hasil yang dicapai sebagai imbalan jasa-jasa yang
diselenggarakan yang dilakukannya perniagaan transaksi dunia usaha. Dan untuk mencapai target penjualan tersebut terdapat macam-macam
unsur, kosep serta cara untuk mecapai target penjualan yang dapat di gunaakan
atau di terapkan sebagai bahan ajar bagi siswa ataupun pekerja sehingga siswa ataupun
pekerja mampu dan siap serta berhasil untuk mecapai suatu target penjualan.
Pada penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa
banyak kekurangan kekuranganya baik, cara penyusunan maupun pemaparannya. Untuk
itu penulis mengharapakan kritik dan saranya yang sifatnya membangun untuk
menyempurnakan makalah ini .