Sabtu, 27 Juni 2015

MENCAPAI TARGET PENJUALAN


MENCAPAI TARGET PENJUALAN
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengelolaan pendidikan

 










Disusun oleh :
Ai Siti Ropiah (13221056)




ENGLISH DEPARTMENT
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
2014-2014


KATA PENGANTAR


Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala berkah, rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “mencapai target penjualan”.
Akhirnya dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu, mengarahkan dan memberi dorongan hingga tersusunnya
Makalah ini.


                                                                                                            Penulis


















 






















BAB I

PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan memiliki peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam pembangunan sistem perekonomian yang ditopang oleh pelaku-pelaku bisnis yang kreatif inovatif dan mempunyai daya tahan terhadap perubahan. Oleh sebab itu SMK perlu melakukan upaya yang mampu menumbuhkan budaya menciptakan peluang dan memanfaatkan situasi yang ada secara kreatif agar mampu mencapai target yang telah ditentukan. Cara ini dapat ditempuh dengan mendorong para siswa untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang ada, guna mengembangkan usaha, agar dapat bekerja secara mandiri dalam bentuk usaha kecil.
Berbicara mengenai dunia usaha tentu saja tidak lepas dari target penjualanTarget penjualan ditetapkan oleh perusahaan dan biasanya ditentukan di awal tahun. Penentuan target penjualan biasanya dipengaruhi beberapa faktor baik dari eksternal seperti trend yang sedang demam, pertumbuhan ekonomi Negara dan dunia, kebutuhan pasar dll. Sedangkan faktor internal seperti pencapaian target tahun lalu, jumlah  tim sales  yang tersedia, kesiapan produk yang akan dipasarkan, dll. Jika target penjualan sudah ditetapkan maka action selanjutnya adalah bagaimana cara untuk mencapai target penjualan tersebut. Siasat jitu seperti apa yang dibutuhkan untuk mencapai target penjualan tersebut.
              Seperti yang kita ketahui bahwa pada era sekarang, kebanyakan siswa-siswa di SMK cenderung susah untuk mencapai suatu target penjualan yang sudah di tentukan oleh pihak sekolah. Maka dengan adanya masalah tersebut pihak sekolah dituntut untuk dapat memotivasi peserta didik agar mampu mencapai target. Serta memberikan pelatihan pencapaian target penjualan.


1.      Apa pengertian target penjualan?
2.      Apa saja unsur-unsur dalam rencana penjualan?
3.      Apa konsep-konsep penjualan?
4.      Apa saja faktor utama sebelum menentukan target penjualan?
5.      Bagaimana membuatan target penjualan yang tepat bagi siswa?








A.2  Pengertian Penjualan

       Menurut Winardi (2000:776), menyatakan bahwa penjualan adalah hasil yang dicapai sebagai imbalan jasa-jasa yang diselenggarakan yang dilakukannya perniagaan transaksi dunia usaha. Selanjutnya Winardi memberikan pengertian bahwa penjualan adalah :
1.  Hasil penjualan barang dagangan atau jasa yang diperhitungkan kepada langganan barang dan jasa yang diterima.
2.  Keuntungan hasil penjualan atas pemindahan aktiva yang diperdagangkan (kecuali saham sendiri), bungs dividen dari investasi dan segala kenaikan-kenaikan atau kekayaan pemilik.
Kemudian oleh Hartanto (2000:89), menyatakan bahwa penjualan adalah eksperimen monster dari keseluruhan produk atau jasa yang di transfer oleh suatu perusahaan kepada pelanggan selama satu periode. Selain itu Anorga (2000:523), mengatakan bahwa "volume penjualan adalah jumlah penjualan yang berhasil dicapai atau yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu". Sejalan dengan pendapat yang telah ads, oleh Sutamto (2001:5), menyatakan bahwa penjualan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang kebutuhan yang telah dihasilkan kepada mereka yang membutuhkan yang telah ditentukan atas persetujuan bersama. Dari definisi tersebut maka jelas bahwa penjualan merupakan suatu proses untuk memindahkan barang hak milik atau jasa kepada orang lain di mana penjual akan memperoleh imbalan berupa uang sesuai dengan harga yang disepakati bersama. Lebih lanjut Hart Subekti (2002:185), mengemukakan bahwa "volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara kuantitatif, dari segi fisik atau volume".
Sedangkan menurut Drucker (2002:42), salah seorang teoritis manajemen terkemuka mengemukakan bahwa orang beranggapan penjualan selalu dibutuhkan. Tetapi tujuan akhir pemasaran adalah untuk membuat penjualan menjadi sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pembeli sebaik­baiknya, bahwa produk atau jasa itu cocok dengan mereka dan terjual dengan sendirinya. Secara ideal, pemasaran harus berhasil di dalam diri pelanggan itu yang siap untuk membeli. Karena itu yang dibutuhkan adalah mengusahakan agar produk atau jasa tersedia.Pendapat lain dari Kotler (2005:28), mengenai penjualan adalah merupakan tujuan dari semua perusahaan dalam usaha pemasarannya dalam menawarkan produknya. Konsep penjualan adalah merupakan pendekatan umum lainnya yang dipakai oleh banyak perusahaan terhadap pasar. Konsep penjualan berpendapat bahwa para konsumen, jika dibiarkan sendiri, biasanya tidak akan membeli produk-produk dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan kegiatan penjualan yang agresif dan usaha promosi yang gencar.
Penjualan berasumsi bahwa pada konsumen biasanya menunjukkan hasrat beli yang lemah atau menunjukkan penolakan, dan perlu dibujuk atau diperlakukan dengan ramah dan sabar agar mereka lebih bergairah untuk membeli. Perusahaan harus mengadakan serangkaian kegiatan penjualan yang efektif dan memberikan peralatan promosi untuk merangsang pembelian agar lebih meningkat. Konsep penjualan dilaksanakan dengan cara yang amat agresif untuk barang-barang yang tidak diharapkan (unsought goods).
Penjualan yang gigih juga dilakukan untuk barang-barang yang dicari (sought goods). Konsep penjualan juga dipraktekkan dalam usaha nirlaba, usaha yang tidak bertujuan untuk memperoleh profit. Kebanyakan mempraktekkan konsep penjualan jika mereka mempunyai kapasitas yang berlebihan, target langsung mereka adalah menjual apa yang dapat dijual. Perekonomian industri modern kapasitas produksi dibangun sedemikian rupa di mana sebagian besar pasar adalah pasar pembeli, yakni pembelilah yang dominant dan para penjual harus bekerja keras untuk menjangkau para pembeli.
B.2  Unsur-Unsur dalam Rencana Penjualan
Menyusun sebuah rencana pemasaran merupakan sebuah peluang yang besar bagi seorang pembisnis untuk melangkah lebih maju di luar bidang bisnis yang akan di tekuni dan cermati perkembangan yang sedang terjadi dalam industri di mana kita bergerak. Dengan memahami pasar dan para pesaing dalam industri kita, kita bisa mempersiapkan dan merencanakan langkah  selanjutnya dengan lebih baik demi masa depan perusahaan. Berikut sejumlah unsur penting uang harus dicantumkan dalam rencana pemasaran:

1. Tujuan/ misi: Bagian ini memperkenalkan perusahaan pada pembaca dengan memaparkan tujuan dari penyusunan rencana pemasaran. Apakah Anda sedang mempersiapkan sebuah jajaran produk baru? Menetapkan tujuan baru untuk tahun depan? Membuat rencana sebagai alat mempercepat kemajuan perusahaan Anda?
2. Pasar yang menjadi sasaran: Siapakah klien Anda? Jelaskan secara rinci ceruk pasar tertentu yang Anda garap. Juga jelaskan mengapa Anda memberikan produk atau jasa yang lebih baik dari produk/ jasa yang ditawarkan pesaing.
3. Riset pasar/ analisis pasar: Penelitian ini mencakup sebuah studi mendalam tentang industri dan tren yang sedang berkembang serta proyeksi masa datang. Analisis kelebihan dan kelemahan para pesaing teratas dalam industri Anda. Lakukan hal yang serupa untuk perusahaan Anda.
4. Produk / jasa : Buat sebuah daftar yang memuat produk dan jasa secara lengkap dan menyeluruh. Berikan keterangan dan spesifikasi yang diperlukan.
5. Strategi pemasaran : Jelaskan bagaimana Anda menggunakan promosi, periklanan, penjualan, positioning, dan pematokan harga untuk dapat menggarap pasar yang disasar dengan lebih efisien.
6. Anggaran pemasaran : Definisikan seberapa banyak uang yang Anda akan investasikan dalam pemasaran dan promosi produk Anda di setiap jangka waktu triwulan atau tahun. Urai anggaran ke dalam beberapa kategori yang lebih spesifik misalnya periklanan, promosi, dan teknologi.

C.2 konsep-konsep Penjualan.

Ketika berbicara tentang penjualan, kita sering tidak memahami konsep dasar dalam menjual. Ada 3 Konsep yang umum diterapkan diantaranya Sell for Yourself (menjual untuk kepentingan diri sendiri), sell for Others (menjual untuk kepentingan orang lain), dan Sell for God (menjual karena Tuhan).
Penjualan sering kali terjadi lebih banyak karena ada faktor emosi yang mengilhami. Jika ingin sukses menjual, maka Anda harus menerapkan 6 konsep penjualan berikut :

1. Membantu
Ketika menjual sebuah produk kepada calon pelanggan, Anda menjadikan produk yang dibuat sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh calon pelanggan. Produk Anda adalah jawaban yang ditunggu-tunggu. Ketika terjadi transaksi, kedua pihak haruslah sama-sama diuntungkan




2. Memberi
Menjual berarti memberi, apa yang Anda beri, Anda bisa memberi pengalaman kepada calon pelanggan mengenai hal-hal baru yang belum pernah mereka rasakan. Misal ketika Anda menjual paket wisata, maka Anda memberi calon pelanggan Anda sebuah pengalaman wisata yang mungkin belum pernah mereka rasakan. Atau ketika Anda menjual sesuatu yang eksklusif, maka Anda memberi calon pelanggan Anda pengalaman yang penuh kualitas melalui produk yang Anda jual.
3. Bekerja
Penjualan adalah hasil dari karya yang dibentuk oleh kerja keras, pembelajaran dan pengalaman. Sehingga penjualan yang sejati adalah ekspresi karya nyata seorang pebisnis yang diapresiasi dengan baik oleh calon pelanggan.
Produk handphone Iphone sebagai contohnya, lahir dari kerja keras dan kesungguhan Steve Jobs selaku pembuatnya. Steve Jobs melibatkan banyak ahli yang bekerja siang dan malam untuk menghasilkan Iphone dengan kualitas terbaik.
4. Mencintai
Anda tidak akan ragu dalam menjual suatu produk atau layanan ketika itu hadir dari rasa cinta yang dalam atas produk dan layanan yang Anda jual. Cinta lahir dari keyakinan atas harapan-harapan besar Anda terhadap apa yang Anda jual.
5. Bersyukur
Rasa syukur yang Anda tunjukan kepada Tuhan bisa memotivasi Anda untuk bisa menjual lebih baik lagi, berusaha memperbaiki kemampuan dan strategi-strategi Anda demi memenuhi rasa terima kasih Anda kepada karunia Tuhan.
6. Mempercayai dan Dipercayai
Kejujuran adalah dasar dalam memulai penjualan yang baik. Jika Anda jujur, calon pelanggan akan mudah percaya kepada Anda. Kepercayaan yang kuat akan memudahkan Anda melakukan penjualan berikutnya (repeat buying). Ketika calon pelanggan percaya kepada Anda, mereka akan mendengarkan semua saran dan nasihat yang Anda sampaikan.
Mungkin beberapa hal-hal di atas terdengar klise dan agak mengawang-awang. Tapi percayalah, jika Anda bisa menerapkan konsep-konsep di atas, maka Anda bisa mencapai teknik tertinggi dalam menjual. Yaitu menjual dengan hati (sell for God).
                  

D.2 Faktor Utama Sebelum Menentukan Target Penjualan

            Faktor-faktor utama yang menjadi peranan penting untuk diketahui sebelum menentukan target penjualan adalah sebagai berikut :
1. Target yg baik adalah target yg bisa di capai dengan “melompat”. Dalam hal ini penting artinya mengetahui takaran angka target tersebut haruslah pas, realistis, terukur dan bisa di capai, karena menetapkan target yg terlalu rendah akan berimplikasi kepada kemampuan sales yang akan menurun dan menetapkan target yang terlalu tinggi tidak realistis akan memunculkan demotivasi dan hilangnya fighting spirit dari team sales. Dan perlu saya garis bawahi pula bahwa menetukan takaran pas ini yang kadang gampang-gampang susah jika kita tidak memahami faktor faktor lainnya.
2. Target yg baik harus sejalan dengan prediksi pertumbuhan pasar dan rencana pengembangan bisnis kedepan. Sebagai seorang penentu target penjualan, sangat penting kiranya bagi kita untuk dapat menganalisa data-data yang terjadi dalam bisnis kita sehari hari, seperti ‘Berapa prediksi pertumbuhan pasar ditahun depan ? ‘Kemungkinan trend apa yang akan terjadi dan berpengaruh terhadap bisnis kita di tahun depan ?. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya menjadi acuan dasar kita dalam menentukan target penjualan di masa yang akan datang.
3. Target yang baik harus berdasar pada unsur pertimbangan yang realistis. Penting bagi kita untuk mencapai target yang di tentukan, tetapi tidak kalah penting pula bahwasanya kita harus realistis dalam melihat keadaan yang ada. Hal ini banyak sekali terjadi pada bidang sales dengan spesialisasi retail. Dalam artian, ketika sebuah target terasa bisa di capai dengan mengorbankan potensi resiko yang ada, maka sangat penting pula suatu perusahaan untuk selalu melakukan revisi yang diperlukan baik dari sisi angka target tersebut maupun kebijakan-kebijakan pendukung lainnya demi mempertahankan stabilitas bisnis yang ada.

E.2 Bagaimana membuatan Target Penjualan yang Tepat Bagi Siswa

1. Do’a
Berdoa merupakan salah satu cara menanamkan keyakinan mengenai apa yang kita inginkan sesuai hati kita. Jika target yang ingin kita capai sudah tertanam dalam hati dan pikiran maka secara otomatis yang akan terpikirkan oleh kita setiap waktu adalah target tersebut. Tidak ada yang tidak bisa dikuatkan dengan Do’a, ‘Apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita rasakan dan apapun yang kita kerjakan, utuhkanlah dengan Do’a lalu perhatikan apa yang terjadi.

2. Buat rencana penjualan yang jelas.
Kemana produk tersebut akan dipasarkan, siapa saja yang menjadi target penjualan dan pola penjualan seperti apa yang akan digunakan.
Cek database andaAnda harus tahu bahwa salah satu kebiasaan dari smart konsumen adalah “tidak membeli dalam jumlah besar” di awal pembelian. Mereka cenderung melakukan pembelian coba-coba. Justru dengan menolak konsumen yang kecil tadi, ia telah kehilangan “database” konsumen. Jangan pernah remehkan setiap hasil penjualan anda, walaupun kecil. Nah, database pelanggan inilah yang anda butuhkan. Memang pada awalnya, dalam membangun sebuah usaha kecil keuntungan yang diperolehpun akan sedikit. Tapi setelah itu, anda bisa menggunakan strategi dengan dua cara dalam meningkatkan keuntungan usaha anda.
3. Berkreasi
Kreasikan cara anda menyampaikan produk menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga klien tertarik menggunakan jasa atau produk anda. Kepuasan klien akan membuat anda mampu mencapai target penjualan lebih cepat.
4. Fleksibel
Fleksibelkan diri anda ketika bertemu dengan klien baru, ketika anda dengan cepat mampu beradaptasi, maka anda pun akan mudah mencari tahu apa kebutuhan klien anda, dan sudah pasti anda bisa menawarkan produk anda sebagai salah satu solusi dari kebutuhan klien anda.
5. Fokus
Fokus pada target penjualan anda, maka anda akan konsisten menjalani rencana anda untuk mencapaitarget penjualan tersebut. Disiplin dan teratur membuat laporan pencapaian setiap minggu dan menuliskan hal-hal penting selama proses penjualan berlangsung akan sangat membantu pada proses penjualan berikutnya jika anda menemui hal yang sama.
6. Iklas
Iklas dan pasrahkan hasil usaha anda kepada sang Pencipta, dan terus berdoa semoga apa yang sudah adan kerjakan akan membuahkan hasil yang maksimal.
            Sebenarnya banyak cara dalam mencapai target penjualan, namun kembali kepada kemauan (willingness), kemampuan (ability), dan keberanian ( dare to action ) tim penjualan.  Sering kali kita dapati siswa merasa malas,letih, tidak bersemangat, jenuh dan bosan. Umumnya hal ini terjadi karena tekanan target penjualan yang belum terjangkau. Padahal manajemen telah menerapkan sistem reward & punishment untuk mengganjar siapa saja yang achieve dan bagi siapa saja yang loss. Adapun kunci pencapaian target penjualan yang bisa di terapkan diantaranya :
1.  Kecepatan dan Kepekaan perubahan ( Speed & sense of changing )
Saat ini hampir tidak ada batasan dalam persaingan usaha. Pesatnya perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam hitungan menit serta tingginya gempuran produk sejenis mau tak mau menjadikan market share berkurang. Akan celakalah suatu bisnis jika gagal meng-akses perubahan dan tidak peka terhadap perubahan ( sense of changing).
Kondisi demikian memaksa kita untuk lari kencang ( speed in action ), untuk itu sebagai seorang manager ataupun pelaku usaha tugas pertama kita dalam mendongkrak penjualan adalah membiasakan diri untuk bergerak cepat dan mau tak mau harus mampu mendorong fighting spirit tim penjualan kita. Dalam hal ini mungkin berlaku sebuah pepatah yang agak liar yaitu ” Siapa cepat, Dia dapat ”. Sudah dapat dipastikan bahwa siapa yang lebih cepat, tentunya ia lebih siap dan lebih berani dalam menghadapi kondisi apapun.
2.  Komitmen dan fokus pada Program dan perencanaan kerja ( action plan ).
Sungguh berbahaya jika seorang manager penjualan memberikan instruksi kerja  kepada tim penjualan dengan tanpa adanya arahan dan bentuk tujuan usaha yang jelas ( goal setting ). Dalam melangkah, kita harus mengetahui apa dan bagaimana rencana serta tujuan kita,mau seberapa besar omset atau poin yang mau kita kejar.
Untuk itu manajer penjualan wajib memiliki program dan rencana kerja yang baku dimana program tersebut tersebut in-line dengan goal setting corporate yang dapat dipahami dan diterjemahkan secara taktis oleh tim penjualan yang ada di bawahnya.
Oleh karenanya program dan rencana kerja harus disusun dengan mempertimbangkan aspek yang benar-benar terukur. Semua pihak mulai dari manajer hingga tim penjualan harus fokus untuk mengawal program dan rencana kerja. Ketika kita fokus dan terus belajar serta konsisiten dalam menjalani profesi apapun maka  Hasilnya pun akan maksimal. Itulah yang sering di sebut sebagai profesional. Untuk itu perlu perlu dicermati sebuah semboyan “ Kerjakan apa yang kau rencanakan, catat apa yang kau kerjakan “
3. Spirit Fighting & Sustainable Searching
Penjualan sangat dekat dengan persaingan. Dan persaingan tidak lepas dari kata kompetisi. Dan kompetisi tidak lepas dari keterbatasan dan berbagai request dan requirement. Artinya  persaingan dan kompetisi akan menjadi sebuah pemicu atau sebuah dorongan kita sebagai seorang sales person untuk bergerak dan melangkah.
Dalam hal ini penting bagi para anggota tim penjualan untuk memiliki mimpi bahkan ambisi yang ingin diraih dalm kurun waktu tertentu. Untuk itu penting manajer untuk benar-benar paham dan mengetahui hasrat dan impian setiap angotanya. Dengan demikian seorang manajer akan sangat mudah untuk memotivasi angota timnya.
Penting pula dalam hal ini agar manajer secara terus menerus men-drill kinerja timnya ( sustainable searching ), sebab kebanyakan seorang anggota tim  ketika sudah closing atau deal maka mereka cepat puas. Padahal Resiko dari seorang tim penjualan adalah tidak akan pernah lepas dari yang namanya target. Maka ketika closing langkah selanjutnya lupakan, cari yang baru.
Karena itu selalu kita tanamkan bahwa ada sebuah kenyataan dan menggairahkan yaitu ketika kita berhasil menciptakan dan menemukan pasar / konsumen yang baru. Dengan demikian langkah kerja kita akan terus berjalan secara berkesinambungan tidak berhentikan sesaat ( stop over ).
4.  Team work
Apabila di rasa kita sudah tidak bisa lagi bekerja sendiri maka tidak ada salahnya kita bergabung / melibatkan dengan pihak pihak lain yang di rasa bisa membantu kita menemukan calon konsumen kita tersebut.
Kadang tim penjualan terbawa secara emosional untuk mencapai target. Oleh sang manajer target yang ingin dicapai di-share kepada anggota timnya. Masing-masing anggota tim terlena dan terbuai dengan irama permainan yang dijalankan. Fokusnya hanya satu, bagaimana target saya tercapai untuk bulan ini. Dengan begitu maka berlomba-lombalah sales person untuk mencapai  targetnya. Alhasil begitu tutup periode, akan terlihat kontras mana anggota tim yang achieve dan mana anggota yang loss.
Kalau di tinjau berdasarkan orientasi target, memang cukup menarik hal tersebut dapat dijadikan acuan bagi manajer untuk memberikan apresiasi kepada tim sukses. Dan bagi tim yang gagal secara seleksi alam akan tersingkir dengan sendirinya.
Sebenarnya bukan kondisi tersebut yang paling utama. Jika seorang manajer memiliki intuisi yang kuat harusnya sang manajer tersebut tidak akan membiarkan terjadinya kondisi win – loss, tetapi berpikir bagaimana tercipta kondisi win-win pada tim yang dipimpinnya. Untuk itu wajib bagi para manajer untuk medeteksi kemajuan dan kendala yang dihadapi oleh timnya.
Menurut saya perlu dibuatkan simulasi oleh manajer, dimana bagi anggota tim yang telah achieve terlebih dahulu segera bergabung dengan anggota yang belum mencapai target. Atau dapat pula dengan menerapkan pola sharing pencapaian target. Dimana pada saat memasuki ¾ periode penjualan, sang manajer mengukur ketercapaian target oleh masing-masing anggota timnya. Tentunya akan terlihat anggota-anggota yang belum mencapai target dan anggota yang  mencapai dengan tepat bahkan anggota yang pencapaian di atas rata-rata.
Keseluruhan pencapaian dijumlahkan dan dibandingkan dengan besaran target yang hendak dicapai. Dengan begitu akan terhitung prosentase pencapai secara total, kemudian sisa target yang beum tercapai diperhitungkan dan di-share kembali ke seluruh anggota tim secara merata. Dengan demikian sisa pemenuhan pencapain target akan terasa lebih ringan.
5.  Inovatif dan kreatif
Seorang sales person harus memiliki banyak cara dan  selalu mencoba ide-ide baru tentang cara bagaimana menembus pasar yang di tujunya. Kreatifitas sangat dibutuhkan sebagai diferensiasi bagaimana posisi kita dengan kompetitor kita. Dorongan kompetisi itulah yang menyebabkan kita untuk selalu inovasi dan kreatif terhadap perbaikan perbaikan cara kita berjualan.
Dalam hal ini perlu menjadi catatan bagi para manajer bahwa untuk mendongkrak penjualan dibutuhkan kreatifitas dan inovasi, dan untuk mendukung inovasi dan kreatifitas kadang kala membutuhkan dukungan biaya secara ekstra. Disinilah kemahiran hitungan bisnis sang manajer akan diuji. Saran saya, untuk kondisi tertentu dimana terjadi pengalihan pos biaya untuk mewujudkan kreatifitas dan inovasi  hal ini jangan diangap sebagai beban tetapi sebagai. Secara konservatif , akuntansi memang mencatat hal tersebut sebagai beban usaha. Namun impact dari kegiatan tersebut boleh jadi akan dirasakan pada masa yang akan datang.
6.  Fleksibelitas dan Kemampuan Adaptasi ( Adaptation & Flexibility )
Di tengah kompetisi dan persaingan, kita di tuntut untuk flexibel dan mudah adaptasi. Umumnya dalam menawarkan produknya,manajemen berpedoman kepada bauran pemasaran ( marketing mix ) yang dimiliki oleh produknya, dimana komponennya terdiri dari harga, wujud dan jenis produk itu sendiri, cara dan gaya promosi produk dan saluran distribusi. Namun tanpa kita sadari saat ini telah terjadi pergeseran, dimana konsumen memiliki kekuatan penawaran ( Bergaining power ) tersendiri.
Jika kita masih berpatokan pada hal tersebut maka hampir dipastikan kita akan kehilangan moment dan tidak akan dilirik bahkan ditinggal konsumen. Kita harus pintar dalam melihat peta kemampuan diri kita sendiri, orang lain atau kompetitor namun kita harus jeli dalam melihat needs & wants konsumen. Kadang kila kita terlalu cepat merasa terdesak sehingga kita ambil jalan pintas yaitu meniru cara kompetitor kita yang sudah terbukti hasilnya.
Disini saya sarankan selain cepat beradaptasi dengan lingkungan pasar, manajemen dan para marketer membuatkan rumusan fleksibelitas yang dibuat dengan cara contra-flow atas marketing mix dimana semua aspek disajikan berdasarkan sudut pandang konsumen dan tidak lagi mengikuti maunya bos. Namun perlu diingat hal tersebut jangan sampai terlalu menguntungkan konsumen dan merugikan perusahaan. Adapaun fleksibelitas yan patut untuk dirumuskan adalah :
a. Flexibelity in Product concept
b. Flexibelity in pricing
c. Flexibelity in communication
d. Flexibelity to delivery & distribution
7.  Disiplin dan Terus Belajar
Penjualan ( selling ) sedikit bebeda dengan aspek kegiatan lainnya. Menurut saya penjuaan adaah aspek kegiatan yang tidak memiliki basic ilmu teoritis ( science ). Hampir Semua ilmu pelajari dengan metode classroom dan dalam satu paket kurikulum, namun berbeda dengan penjualan semua ilmu yang ada dalam penjualan adaah berdasarkan seni ( art ) dan pengalaman ( exprience ) yang menggabungkan aspek psikologis, sosiologis, dan hitungan bisnis. Permasalahannya seorang tenaga penjual sebenarnya sudah mengerti kemana tujuan yang ingin di capai . Namun kebanyakan dari individu sales person tidak displin menjalaninya, serta sering kali tidak mau belajar dari pengalaman. Inilah kemampuan yang harus dimiliki seorang tenaga penjual dalam Dunia Penjualan yang berubah dengan cepat dan kompetitif yaitu disiplin dan terus belajar








Dari pemaparan di atas, dapat di simpulkan bahwa target penjualan adalah hasil yang dicapai sebagai imbalan jasa-jasa yang diselenggarakan yang dilakukannya perniagaan transaksi dunia usaha. Dan untuk mencapai target penjualan tersebut terdapat macam-macam unsur, kosep serta cara untuk mecapai target penjualan yang dapat di gunaakan atau di terapkan sebagai bahan ajar bagi siswa ataupun pekerja sehingga siswa ataupun pekerja mampu dan siap serta berhasil untuk mecapai suatu target penjualan.

Pada penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak kekurangan kekuranganya baik, cara penyusunan maupun pemaparannya. Untuk itu penulis mengharapakan kritik dan saranya yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini .






 

DAFTAR PUSTAKA




MAKALAH Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan

MAKALAH
Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan





Disusun oleh :

                                                Nama Mahasiswi       : Ai Mustika
                                                NIM                            : 13221069
                                                Kelas                           : II-A


ENGLISH EDUCATION 2013
STKIP Garut
Daftar Isi
                                                                                                                                    Halaman

Daftar Isi                                                                                                                                2
BAB I : Pendahuluan                                                                                                           3
A.    Latar Belakang                                                                                                   3
B.     Rumusan Masalah                                                                                              3
C.    Tujuan                                                                                                                 3
BAB II : Pembahasan                                                                                                           4
A.    Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan                                                           4
B.     Sumber – Sumber Pembiayaan Pendidikan                                                     9
C.    Prinsip Perolehan Dana Pendidikan                                                                 11
D.    Pengawasan Pembiayaan Pendidikan                                                              12
BAB III : Penutup                                                                                                                13
A.    Kesimpulan                                                                                                          13
B.     Saran                                                                                                                    13
Daftar Pustaka                                                                                                                      14






                                                                       
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
            Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau memiliki system manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana/biaya, dan sarana prasarana. Sekolah sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku  pelengkap, buku  perpustakaan, alat peraga, alat praktik, perabot, bahan dan ATK), dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga), serta biaya yang  mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah, pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional baik untuk personil maupun nonpersonil). Biaya untuk personil antara lain untuk kesejahteraan dan pengembangan  profesi, sedangkan untuk  biaya  nonpersonil berupa pengadaan bahan dan ATK, pemeliharaan, dan kegiatan pembelajaran.

B.    Rumusan Masalah
            Dari latar belakang yang diuraikan di atas,  rumusan masalah dari makalah ini antara lain:
1.     Bagaimana konsep dasar pembiayaan pendidikan ?
2.     Darimanakah sumber–sumber pembiayaan pendidikan berasal?
3.     Bagaimanakah pengawasan pembiayaan pendidikan?

C.    Tujuan
            Dari tujuan yang diuraikan di atas, dapat diambil tujuan dari makalah ini antara lain:
1.     Mengetahui konsep dasar pembiayaan pendidikan.
2.     Mengetahui sumber-sumber pembiayaan pendidikan.
3.     Mengetahui pengawasan pembiayaan pendidikan.

                                                                                                                                               


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan
            Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan tidak langsung (indirect cost), biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan-kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pembelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama belajar.
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran  penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Anggaran  penerimaan  adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Sedangkan anggaran dasar pengeluaran adalah  jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan  pelaksanaan pendidikan di sekolah.
Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang jumlah dan proporsinya bervariasi diantara sekolah yang satu dan daerah yang lainnya serta dari waktu kewaktu. Berdasarkan pendekatan unsur biaya pengeluaran sekolah dapat dikategorikan ke dalam beberapa item pengeluaran, yaitu:
1.     Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran
2.     Pengeluaran untuk tata usaha sekolah
3.     Pemeliharaan sarana-prasarana sekolah
4.     Kesejahteraan pegawai
5.     Administrasi
6.     Pembinaan teknis edukatif
7.     Pendataan.
                   Dalam konsep pembiayaan  pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji atau dianalisis,  yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per siswa (unit cost). Biaya satuan ditingkat sekolah  merupakan agregate biaya pendidikan tingkat
sekolah, baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan  pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan permurid merupakan  ukuran  yang  menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-sekolah secara efektif untuk kepentingan murid dalam  menempuh pendidikan. Adapun konsep dasar pembiayaan pendidikan adalah sebagai berikut :
1.     Konsep Penganggaran. Dalam kegiatan umum  keuangan,  kegiatan  pendidikan meliputi tiga hal, yaitu: Budgeting (Penyusunan Anggaran), Accounting (Pembukuan), Auditing (Pemeriksaan).
a.   Budgeting (Penyusunan Anggaran).  Penganggaran  merupakan kegiatan atau proses penyusunan anggaran (budget). Budget merupakan  rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam kurun waktu tertantu. Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu lembaga. Penyusunan anggaran merupakan langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Kegiatan ini melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya,  penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau perundingan/kesepakatan antara puncak pimpinan dengan  pimpinan di bawahnya dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu penganggaran. Hasil akhir dari suatu negosiasi merupakan suatu pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang diharapkan dari setiap sumber dana.
b.   Accounting (Pembukuan). Pengurusan ini meliputi dua hal yaitu, pertama mengurusi hal yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan  menerima atau  mengeluarkan uang. Pengurusan  kedua  menyangkut urusan tindak lanjut dari urusan pertama yaitu,  menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya melaksanakan dan dikenal dengan istilah pengurusan bendaharawan. Bendaharawan adalah orang atau  badan  yang oleh  Negara diserahi tugas menerima, menyimpan dan membayar, atau menyerahkan  uang atau surat-surat berharga dan barang-barang termasuk dalam  pasal 55 ICW (Indische Comptabiliteits Wet),  sehingga dengan jabatan itu mereka mempunyai kewajiban atau  pertanggungjawabaan apa yang menjadi urusannya kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
c.   Auditing (Pemeriksaan).  Auditing adalah semua kegiatan yang  menyangkut  pertanggungjawaban  penerimaan,  penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan  kepada pihak-pihak yang berwenang. Bagi unit-unit yang ada didalam departemen, mempertanggungjawabkan urusan ini kepada BPK melalui departemen  masing-masing. Auditing sangat penting dan sangat bermanfaat bagi empat pihak, yaitu:
1.  Bagi bendaharawan yang bersangkutan:
a.  Bekerja dengan arah yang sudah pasti,
b.  Bekerja dengan target waktu yang sudah ditentukan,
c.   Tingkat keterampilan dapat diukur dan dihargai,
d.  Mengetahui dengan  jelas batas wewenang dan kewajiban,
e.  Ada kontrol bagi dirinya terhadap godaan penyalahgunaan uang.

2.  Bagi lembaga yang bersangkutan:
a.  Dimungkinkan adanya sistem kepemimpinan terbuka,
b.  Memperjelas batas wewenang dan tanggungjawab antar petugas,
c.   Tidak menimbulkan rasa saling mencurigai,
d.  Ada arah yang jelas dalam menggunakan uang yang diterima,

3.  Bagi atasannya:
a.  Dapat mengetahui bagian atau keseluruhan anggaran yang telah dilaksanakan,
b.  Dapat mengetahui tingkat keterlaksanaan serta hambatannya demi menyusun anggaran tahun berikutnya,
c.   Dapat diketahui keberhasilan pengumpulan, penyimpanan dan kelancaran pengeluaran,
d.  Dapat diketahui tingkat kecermatan dalam mempertanggungjawabkan,
e.  Untuk memperhitungkan biaya kegiatan tahunan masa lampau sebagai umpan balik bagi perencanaan masa datang,
f.    Untuk arsip dari tahun ke tahun.

4.  Bagi badan pemeriksa keuangan:
a.  Ada patokan yang jelas dalam melaksanakan pengawasan terhadap uang milik Negara
b.  Ada dasar yang tegas untuk mengambil tindakan apabila terjadi penyelewengan.


2.     Hal-Hal Yang Berpengaruh terhadap Pembiayaan Pendidikan. Secara garis besar dipengaruhi oleh dua hal yaitu Faktor Eksternal dan Faktor Internal.
A.  Faktor Eksternal, yaitu faktor yang ada di luar sistem pendidikan yang meliputi hal–hal sebagai berikut:
1.  Berkembangnya demokrasi pendidikan. Dahulu banyak negara yang masih dijajah oleh bangsa lain memperoleh penduduknya untuk menempati pendidikan. Dengan lepasnya bangsa itu dari cengkraman penjajah, terlepas pula kekangan atas keinginan memperoleh pendidikan. Di Indonesia Demostrasi Pendidikan dirumuskan dengan jelas dalam pasal 31 UUD 1945 ayat (10) dan ayat (2). Konsekuensi dari adanya demokrasi itu maka pemerintah menyediakan dana yang cukup untuk itu.
2.  Kebijaksanaan Pemerintah. Pemberian  hak kepada warga Negara untuk memperoleh pendidikan merupakan kepentingan suatu bangsa agar mampu mempertahankan dan mengembangkan bangsanya.  Namun demikian agar tujuan  itu tercapai pemerintah  memberikan fasilitas-fasilitas berupa hal-hal yang bersifat meringankan dan menunjang pendidikan misalnya, Pemberian pembiayaan yang besar bagi pendiri gedung dan kelengkapannya, meringankan beban siswa dalam bentuk bantuan SPP dan pengaturan pemungutan serta beasiswa, kenaikan gaji guru dan lain sebagainya.
3.  Tuntutan akan pendidikan. Kenaikan  tuntutan akan pendidikan terjadi dimana-mana. Didalam negeri tuntutan akan pendidikan ditandai oleh segi kuantitas yaitu semakin banyaknya orang yang  menginginkan pendidikan dari segi kualitas yaitu naiknya keinginan  memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Bagi suatu bangsa kenaikan tuntutan  ini  mempertinggi  kualitas bangsa dan menaikkan taraf hidup. Diluar negeri pendidikan selalu dicari di negara-negara yang melaksanakan sistem pendidikan  lebih baik dan  lebih bervariasi. Hal ini berarti bukan  hanya terjadi aliran dari  Negara berkembang ke Negara maju  tetapi sebaliknya juga mungkin terjadi. Banyak orang dari  Negara maju  menuntut ilmu dinegara berkembang karena ingin mendalami hal-hal yang menarik perhatiannya.
4.  Adanya Inflansi. Inflansi adalah keadaan menurunnya nilai mata uang suatu negara. Faktor inflansi sangat berpengaruh  terhadap biaya pendidikan karena harga satuan biaya tentunya naik mengikuti kenaikan inflasi.


B.  Faktor Internal
1.  Tujuan Pendidikan. Sebagai salah satu contoh bahwa pendidikan berpengaruh terhadap besarnya biaya pendidikan  adalah  tujuan institusional suatu lembaga pendidikan. Berubah tujuan pendidikan  kearah penguasaan 10 kompetensi dibandingkan dengan tujuan yang mempengaruhi besarnya biaya yang harus dikeluarkan.
2.  Pendekatan yang digunakan. Strategi belajar-mengajar menuntut dilaksanakannya praktek bengkel dan laboratorium menuntut lebih banyak biaya jika dibandingkan metode lain dan pendekatan secara individual.
3.  Materi yang disajikan. Materi pelajaran yang menuntut dilaksanakan praktek bengkel menuntut lebih banyak biaya dibandingkan dengan materi pelajaran yang hanya dilaksanakan dengan penyampaian materi.
4.  Tingkat dan jenis pendidikan. Dua dimensi yang berpengaruh terhadap biaya adalah tingkat dan jenis pendidikan. Dengan dasar pertimbangan lamanya jam belajar, banyak ragamnya bidang pelajaran, jenis materi yang diajarkan, banyaknya guru yang terlibat sekaligus kualitasnya, tuntutan terhadap kompetensi lulusannya, biaya pendidikan di SD jauh berbeda dengan biaya pendidikan di Perguruan Tinggi.















B.    Sumber – Sumber Pembiayaan Pendidikan
Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada tanggal 27 Maret 1989. Pada bab VIII pasal 33-36 dijelaskan  mengenai sumber daya pendidikan. Kategori pembiayaan pendidikan  terdiri dari beberapa bagian :
1.      APBN dan APBD merupakan biaya langsung yang  terkait dengan  penggajian guru, administrator,  staf sekolah,  pembelian  peralatan, materi pelajaran dan gedung sekolah. Dana pendidikan  selain gaji dan biaya pendidikan  kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBD. Dana APBD berasal dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Dana tersebut tergantung pada kemampuan  keuangan pemerintah setempat dan daerah lain. Dana pendidikan yang berasal dari APBD diperuntukkan sama dengan dana yang berasal dari APBN, yakni bisa untuk pendanaan rutin dan untuk pendanaan pembangunan, tergantung pada kebutuhan sekolah. Untuk pendanaan rutin contohnya membayar gaji guru bantu/tenaga honorer. Untuk pendanaan pembangunan direalisasikan untuk rehabilitasi gedung, sarana olahrada dan sejenisnya. Dana APBN pun dapat digunakan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang setiap daerah mendapatkan jatah yang sama dan dana APBD digunakan untuk Bantuan Operasional Pembangunan (BOP). Sedangkan dana rutin, yaitu dana yang dipakai membiayai kegiatan rutin seperti tambahan gaji guru, pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, biaya pemeliharaan, dsb.
2.      Dana Penunjang Pendidikan berupa beasiswa yang diterima oleh peserta didik untuk menunjang biaya pendidikannya.
3.      Dana dari Masyarakat yang berupa bantuan/sumbangan BP3 (sekarang menjadi SPP) yaitu dana untuk peserta didik seperti untuk pembayaran seragam, buku, ATK, transport. Selain sumbangan SPP juga ada dana pembangunan, ialah dana yang dipakai membiayai pembangunan dalam berbagai bidang seperti sarana prasarana, alat belajar, media, dsb.
4.      Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat ialah sumbangan yang diterima oleh sekolah dari pemerintah daerah setempat dimana sekolah tersebut berada.
5.      Bantuan lain-lain adalah bantuan yang diterima oleh sekolah dari berbagai pihak selain APBN dan APBD, Dana Penunjang Pendidikan, Dana dari Masyarakat, Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat. Bantuan tersebut berasal dari kerjasama sekolah dengan instansi lain atau yang sejenis. Diantaranya ialah bantuan yang berasal dari luar negeri.
1 . Sisdiknas No. 20 Pasal 46 Ayat 1: ada tiga sumber Anggaran  Pendidikan
a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah Daerah
c. Masyarakat

Sumber Pembiayaan Pendidikan :
1. Pemerintah Pusat: BOS (sama seluruh darah)
• Tergantung pada jumlah siswa
• ∑dana BOS = ∑siswa x dana BOS/siswa
• Dana BOS dari pemerintah pusat berasal dari APBN (pajak, SDA, investasi, pinjaman LN)

2. Pemerintah Daerah : BOP
• Tergantung pada jumlah siswa
• Nama berbeda riap daerah misalnya SBB (di daerah bekasi) kepanjangan dari Sekolah Bebas Biaya.
• Dana BOP dari pemerintah daerah berasal dari APBD (PAD, DAU, dll)

3. Masyarakat: SPP, UP, dll
• Untuk biaya peserta didik (seragam, buku, ATK, transport, dll)


























C. Prinsip Perolehan Dana Pendidikan :
1. Prinsip keadilan:
jika ekonomi rendah, maka bantuan tinggi” dan atau “jika ekonomi tinggi, maka bantuan rendah”
Tujuannya adalah agar semua warga Negara bisa mengakses pendidikan.
Aplikasi pemerataan tersebut adalah melalui penyaluran dana BOS.

Ketentuan Dana BOS:
Ø Jumlah disesuaikan jumlah siswa
Ø Dana BOS/siswa sama seluruh daerah
Ø Jika sebelum sekolah memperoleh dana BOS uang sekolah lebih kecil, maka siswa tidak membayar biaya pendidikan (gratis)
Ø Jika setelah sekolah menerima dana BOS dana sekolah sama dengan dana BOS, maka siswa tidak membayar biaya pendidikan (gratis full)
Ø Jika setelah menerima dana BOS uang sekolah lebih besar, maka orang tua siswa membayar uang sekolah dikurangi dana BOS
Ø Sekolah swasta/madrasah bias menolak dana BOS

2. Prinsip Kecukupan:
Idealnya dana yang diterima sama dengan dana yang dikeluarkan. Maka harusnya berdasarkan pada RAPBS/M.

Fakta: dana yang diterima < dana yang dikeluarkan skala prioritas penghematan ada program yang dihilangkan.
Hambatan-hambatan yang dihadapi :
a. Alokasi dijit
b. Keterlambatan diberikannya dana

3. Prinsip Keberlanjutan
- Program: program dapat terlaksana sesuai waktu perencanaan
- Sarana : dana daro BOS/P digunakan untuk pemeliharaan dan rehabilitasi.

4. Prinsip Efisiensi:
menggunakan semua sumber daya yang tersedia sebaik-baiknya.

5. Prinsip Transparansi:
laporan (bukti fisik: foto, sarana)

6. Prinsip Akuntabilitas:
pertanggungjawaban (alokasi, besaran/volume)




D.     Pengawasan Pembiayaan Pendidikan
            Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing yaitu kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban  penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan Bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang.
            Menurut Nanang Fatah  pengawasan pembayaan  pendidikan bertujuan  untuk mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari :
1.      Memantau (monitoring)
2.      Menilai
3.      Malampirkan hasil temuan, baik pada kinerja aktual maupun hasilnya
           




















BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
            Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu pendidikan membutuhkan biaya. Pembiayaan terhadap pendidikan harus dibayar lebih mahal karena pendidikan adalah investasi. penyelenggaraan pendidikan di sekolah perlu biaya, perlu dana, paling tidak memenuhi pembiayaan untuk memberikan standar pelayanan minimal. Biaya pendidikan merupakan komponen sangat penting dalam  penyelenggaraan  pendidikan. Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan  tidak  dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Sistem Pendidikan  Nasional ditetapkan melalui undang-undang berupa Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dan ditetapkan pada tanggal 27 Maret 1989. Pada bab VIII pasal 33-36 dijelaskan mengenai sumber biaya pendidikan.

B.    Saran
                 Pendidikan adalah tanggungjawab negara dan masyarakat, tanggungjawab kita bersama, termasuk dalam hal pembiayaan. Peran serta masyarakat untuk  biaya pendidikan sangatlah  penting ,














DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M.I. 1991. Biaya Pendidikan dan Metode Penetapan Biaya Pendidikan. Mimbar Pendidikan, No.1 Tahun x, 1991: 28-33.
AP Dosen. 2010. Manajemen Pendidikan. UNY Press: Yogyakarta.
Dedi Supriadi.2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fattah, N. 2000. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Horngren, P. 1993. Pengantar Akutansi Manajemen Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Idochi Anwar, Moch. 2004. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan: Teori, Konsep dan